PACITAN, 6 September 2025 – Turnamen Bola Voli Soedirman Cup di Nawangan, Pacitan, yang digadang-gadang sebagai pesta olahraga terbesar, berubah jadi malam penuh amarah.
Ribuan penonton yang memadati arena akhirnya meluapkan kekecewaan mereka setelah pertandingan final diwarnai kontroversi dan dugaan penipuan promosi.
Kericuhan bermula ketika keputusan wasit yang dibantu VAR (Video Assistant Referee) dinilai merugikan salah satu tim. Tayangan yang seharusnya memberi keadilan justru menimbulkan polemik, memicu teriakan protes dari tribun.
Situasi makin panas ketika penonton menyadari bintang voli nasional yang dijanjikan hadir seperti Rivan Nurmulki dan Dimas Saputra ternyata tidak tampak di lapangan.
“Rasane diapusi (rasanya ditipu), tiket dan promosi digaungkan pemain nasional, tapi faktane kosong,” ujar salah satu penonton di lokasi.
Kekecewaan berubah jadi amarah. Suporter mulai melempar botol, kursi, hingga menyalakan api di area lapangan. Video amatir yang beredar di media sosial memperlihatkan suasana kacau: fasilitas hancur, asap membumbung, penonton berhamburan.
Paniitia hingga kini belum buka suara. Tak ada klarifikasi, tak ada permintaan maaf, padahal publik menunggu jawaban atas kegagalan besar ini. Aparat keamanan terpaksa turun tangan membubarkan massa, sementara kerugian materiil dan potensi korban jiwa masih belum diumumkan.
Turnamen yang awalnya dielu-elukan dengan janji menghadirkan atmosfer Proliga dan Timnas, justru berakhir menjadi “malam kelam Nawangan”. Harapan masyarakat akan hiburan olahraga berkelas berubah menjadi kekecewaan mendalam, bahkan trauma.
Acara ini awalnya disambut dengan antusiasme tinggi masyarakat Pacitan dan sekitarnya, namun berakhir dengan catatan kelam akibat kerusuhan pada laga pamungkas.**
sumber: Kompasiana