Buruknya Kondisi Jalan Lintas Bono Cermin Ketimpangan Pembangunan Bagi Masyarakat Pesisir Kabupaten Pelalawan Sejak Didirikan

PELALAWAN (Harian.co) — Beberapa waktu lalu (11/11/2022) telah diadakan pembukaan festival ‘BUKUDO BONO’ yang dihadiri oleh Gubernur Riau Syamsuar dan Bupati Kabupaten Pelalawan Zukri Misran, sayangnya Jalan Lintas Bono bukannya maju berkembang tapi maju bekubang.
Abdul Murat S.IP tokoh muda Kuala Kampar sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK-RI) Kabupaten Pelalawan mengatakan, “Gelombang Bono merupakan anugerah bagi masyarakat Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau Khususnya dan Indonesia pada umumnya sebab, gelombang Bono ini aset wisata yang luar biasa berada di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, aset wisata ini mestinya menjadi sumber pendapatan bagi daerah dalam bentuk PAD dan Negara sebagai Devisa dari bidang kepariwisataan jika mampu dikelola dan didukung oleh Infrastruktur yang layak, tapi jika tidak maka Gelombang Bono ini hanya menjadi Festival Pencitraan dalam kebohongan yang tenggelam digulung gelombang ombak bono, hanya tinggal janji bukan misi, hanya wacana. Ya jangan sampai nanti akhirnya Gelombang Bono diklaim oleh Australia,” kelalakar Murat.
Murat yang juga menyebut dirinya pengamat keresahan publik melanjutkan, apa pemerintah tidak melihat keresahan masyarakat, karena Jalan Lintas Bono bukannya maju berkembang tapi maju bekubang. Keresahan masyarakat terutama disepanjang Jalan Lintas Bono tentu beralasan, Jalan Lintas Bono bukan hanya faktor utama bagi pengembangan wisata Bono saja, tapi semua aspek baik ekonomi, sosial dan juga jalur pembuka keterisoliran wilayah pesisir.
Sehingga murat mengatakan, “Ini kesempatan mari kita menjadi voter dari kegiatan yang dihadiri oleh Gubernur Riau dan Bupati Kabupaten Pelalawan sebagai voter tentunya kita bicara atas fakta yang ada demi kemajuan Kabupaten Pelalawan, beda dengan suporter mendukung saja, salah atau benar pokoknya dukung,” sambungnya.
Mengutip penggalan pidato Gubernur Riau Syamsuar diacara pembukaan Bekudo Bono pada hari minggu tersebut, Gubernur Syamsuar mengatakan, “Kita harus bersinergi untuk mengembangkan pariwisata Bono ini, harus ada pihak swasta yang kita gandeng untuk pengembangan wisata bono ini tegas Gubernur, saya memberikan contoh Mandalika atau Bintan Kepri yang berkembang karena dukungan pemerintah pusat dan juga pihak swasta, lalu didukung dengan pidato Bupati Zukri yang mengatakan bahwa pihaknya sangat serius membangun Wisata Bono, tentu kita layak memberikan tepuk tangan atas pidato kedua pemimpin kebanggaan kita itu.”
Pengembangan wisata bono harus didukung dengan fasilitas infrastruktur yang layak, pertama jalan jika jalan saja bekubang (foto terlampir) bagaimana mengembangkan wisata bono, jika Gubernur menjadikan Mandalika dan Bintan Kepri sebagai contoh saya ingin mengatakan bahwa Pemerintah daerahnya pasti serius dan sungguh sungguh dan memiliki argumentasi yang kuat sehingga pusat mengalokasikan dananya, nah pemerintah daerah riau ini serius apa tidak, faktanya jalan lintas bono jadi kubangan. Barangkali Gubernur bisa menjadikan contoh bagaimana cara kerja Pemda tempat dimana mandalika berada dan juga belajar pada Pemda Bintan Kepri, bagaimana mendapatkan dukungan dana pusat, Riau Propinsi minyak dengan ribuan perusahaan kelas dunia.
Jika jalan lintas bono tidak selesai gelombang bono itu hanya menjadi bualan dimeja makan sebab jalan lintas bono ini faktor utama, faktor pendukung utama bukan hanya bagi pengembangan wisata bono, ekonomi masyarakat akan berkembang tapi mengapa pemerintah daerah lamban mengambil kebijakan. 
Kemudian kata murat, kali ini kita wajib menjadi konsultan bagi Gubernur dan Bupati Zukri Misran, saya pernah menulis bahwa jalan lintas bono itu urgen faktor utama, pintu gerbang kemajuan kabupaten pelalawan bagaimana tidak dengan selesainya jalan lintas bono maka wilayah pesisir akan berkembang, tapi jika lintas bono tak kunjung selesai, bukan berkembang tapi sebaliknya berkubang. 
Padahal Adanya gelombang bono sebagai aset wisata dan jalur laut pesisir yang sangat strategis(Kuala Kampar) itu menjadi argumentasi yang kuat guna menyakinkan pemerintah pusat untuk mengalokasikan anggaran bagi penyelesaian jalan lintas bono serta jalur laut pesisir kabupaten Pelalawan yang sangat strategis pintu gerbang internasional(tol laut)
Bicara gelombang bono sebagai aset wisata dan jalan Lintas bono sebagai faktor pendukung utama, pintu gerbang dari jalur laut pesisir yang strategis bukan hal baru, sejak Kabupaten Pelalawan berdiri atau mungkin sejak Indonesia merdeka tapi apa faktanya, lintas bono masih bekubang tak kunjung selesai. Gubernur  mengatakan harus dibantu dana pusat, jika begitu lakukan segera, pemerintah daerah jemput dana pusat, berargumenlah secara cerdas, kuat dan meyakinkan ironis propinsi kaya minyak, ada bejibun perusahaan namun jalan lintas bono tak terselesaikan.
Sebagai penutup murat mengatakan bahwa apa yang disampaikan Pak Gubernur dalam kegiatan acara pembukaan festival Bekudo Bono saat itu adalah saran bagi pemerintah daerah Riau dan Bupati Kabupaten Pelalawan itu sendiri sesungguhnya, mestinya apa yang diucapkan Pak Gubernur disampaikan oleh rakyat dalam orasi demontrasi sekaligus tuntutan segera selesaikan jalan lintas bono.pungkas murat.
Tosmen