Program SLV Apical Group, Edukasi Kelompok Tani Olah Limbah Jadi Pupuk

Sejumlah petani Kutai Timur mempraktikkan pembuatan pupuk organik cair dari limbah rumah tangga dalam program SLV Apical Group, Kamis (21/8). (Istimewa)

KUTAI TIMUR – Kelompok tani di Kutai Timur mendapat pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan bokashi.

Tujuannya menekan biaya produksi, meningkatkan hasil pertanian, sekaligus memperbaiki kesuburan tanah melalui pemanfaatan limbah rumah tangga. Program ini juga diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan dan perekonomian desa.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Sustainable Living Village (SLV) yang dijalankan Apical Group, kini memasuki tahun kedua di Kutai Timur dengan Earthworm Foundation sebagai mitra utama.

Model SLV dirancang untuk pembangunan desa berkelanjutan dengan menyeimbangkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Selain mendampingi petani dalam praktik pertanian ramah lingkungan, program ini juga mendorong diversifikasi penghidupan.
Salah satu yang dikembangkan adalah budidaya kakao, sebagai tambahan sumber pendapatan sekaligus mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan.

Sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan ini, terdiri dari kelompok tani binaan SLV di Desa Tepian Indah, Tepian Langsat, dan Tepian Makmur.

Hadir pula perwakilan dinas terkait, aparat desa, masyarakat, serta sejumlah pemasok Apical Group seperti PT Bima Palma, PT Kalimantan Agro Nusantara, PT Anugrah Energitama, dan PT Kutai Balian Nauli.

“Melalui SLV, kami memberikan pembelajaran bagi petani untuk membuat pupuk organik cair secara mandiri. Harapannya, efisiensi di tingkat petani bisa meningkat tanpa mengabaikan pelestarian lingkungan. Ini adalah bagian dari komitmen keberlanjutan Apical,” ujar Agus Wiastono, CSR Manager Apical Group.

Earthworm Foundation berperan sebagai pelatih dalam kegiatan ini. “Pembuatan pupuk organik cair dan bokashi menjadi langkah strategis untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal,” kata Bahrun, Operational Manager Earthworm Foundation.

“Dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, petani dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas hasil pertanian maupun perkebunan,” tegasnya.

Pelatihan dilakukan dengan metode teori dan praktik. Peserta diperkenalkan pada pemanfaatan bahan lokal seperti sisa sayur, daun kering, hingga residu panen untuk diolah menjadi pupuk organik cair.

Mereka juga belajar membuat bokashi, pupuk kompos fermentasi yang bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.

Selain itu, instruktur memberi materi tentang teknik pemupukan terpadu, mulai dari dosis, waktu, hingga metode aplikasi yang benar. Semua itu langsung dipraktikkan petani di lahan percobaan. (*)