Pengabdian Kepada Masyarakat, Mahasiswa KUKERTA Universitas Riau Ubah Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci Piring di Desa Terantang Manuk

PELALAWAN (Harian.co) — Minyak jelantah ialah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng yang sudah dipakai (bekas) untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak. Minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Pemakaian ulang minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, penyakit jantung, kolesterol. 
Selain itu, minyak jelantah yang dibuang secara sembarangan dapat menimbulkan masalah lingkungan seperti penyumbatan drainase serta membunuh bakteri-bakteri dekomposer air dan tanah. Selain pencemaran, air dan tanah yang terkontaminasi dengan minyak jelantah dapat menyebabkan ketersediaan air bersih menjadi sulit. Dengan demikian, maka isu pencemaran lingkungan oleh minyak jelantah adalah nyata adanya.
Dengan adanya kondisi ini, Mahasiswa Kukerta Universitas Riau Desa Terantang Manuk yang dipimpin oleh M. Gusti Randa Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Riau memberikan gagasan dan juga pelatihan berupa pengolahan limbah minyak jelantah manjadi sabun cuci piring sebagai solusi dari isu pencemaran lingkungan oleh minyak jelantah. Kegiatan ini dilaksanakaan pada Minggu (07/08/2022) mulai pukul 09.30 WIB.
Pembuatan sabun cuci piring dari minyak jelantah merupakan proses yang dapat dikatakan mudah dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan pula. Bahan yang digunakan yaitu minyak jelantah, senyawa NaOH (soda api), air hangat, pewarna makanan dan pewangi. Dalam proses pembuatannya, pertama masukan air panas ke dalam wadah dilanjutkan dengan senyawa NaOH atau soda api dengan perbandingan 1:1 dan diaduk hingga soda api larut dalam air. Setelah itu, campurkan minyak jelantah kedalam larutan tadi dengan perbandingan 1&2 dan diaduk kembali hingga mengental. Tambahkan pewarna dan pewangi agar warna sabun lebih menarik dan harum. Kemudian letakkan dalam cetakan dan simpan si suhu ruangan hingga mengeras menjadi sabun dan siap digunakan untuk mencuci piring.
Keunggulan dari sabun ini ialah lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. Daya angkat noda sabun ini pun terbukti mampu menghilangkan kotoran dan lemak pada piring.
Dengan adanya Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat desa Terantang Manuk untuk memperhatikan lingkungan dengan tidak lagi membuang minyak jelantah sembarangan. Selain itu, diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi produk yang berguna dan berdaya jual. Kegiatan ini dilaksanakan dengan antusiasme dari para peserta dan ditutup dengan pembagian alat dan bahan sabun serta foto bersama.
Pewarta: Tosmen